Senin, Januari 19, 2009

MANAJEMEN TEROR

Pejabat pemerintahan hidupnya diliputi dan dikelilingi dengan teror, marilah kita teliti lebih dalam; Yang memeriksa dan mengawasi kerja mereka kata sang wakil Presiden minimal 5 kelompok yaitu, Atasan Langsung , Pengawas Internal, BPKP, BPK, KPK, dan LSM...... bahkan kalau sudah terjadi indikator perkara masuklah Polisi, Jaksa, .... kalau menyangkut pejabat tinggi, anggota DPR maka wartawan Media Cetak maupun Elektronik akan menambah hiruk pikuk dan menambah teror bagi sang Pejabat.

Situasi semacam ini tidak tejadi secara alamiah, namun hasil sebuah desain sistem yang canggih untuk tujuan tertentu. Sistem ini adalah warisan dari sistem yang dikembangkan oleh Orde Baru dengan beberapa modifikasi .
Ketika Orde Baru berhasil dengan gemilang menumbangkan Orde Lama, diciptakanlah struktur Pemerintahan yang baru, struktur ini didukung oleh beberapa keputusan politik , dan strategi mendasar seperti Fusi Partai, yang semula multi partai ketika jaman Orde Lama , dilebur menjadi hanya 3 yaitu Golkar, PPP dan PDI, langkah selanjutnya adalah Dwi Fungsi ABRI, Pembentukan KORPRI, dan pegawai negeri dibuat Underpay atau kurang bayar.

Tiga pilar kekuatan Orde Baru yaitu ABG, maksudnya ABRI, Birokrat dan Golkar adalah soko guru kekuatan yang menopang eksistensi Orde Baru. Agar jalannya roda pemerintahan efektif dan efisien , maka kekuasaan tertinggi harus dijaga oleh sang Presiden yaitu, Presiden adalah Seorang Mandataris MPR, Sebagai Kepala Pemerintahan, Sebagai Panglima Tertinggi ABRI dan Sebagai Ketua Dewan Pembina Golkar...... menjadi lengkaplah kekuasaan Pak Harto sebagai Presiden Negara Indonesia yang sangat luas dan terdiri dari lebih 17.000 pulau ini.

Mengendalikan dan menjalankan Pemerintahan untuk negara baru dan begitu luas ini memang tidak mudah, maka agar mudah mengendalikan diciptakanlah suasana yang menakutkan yaitu pemberantasan PKI sampai akar-akarnya dengan segala turunan program yaitu adanya Kopkamtib, harus bersih lingkungan, program P4, loyalitas tunggal pada partai Golkar, dan banyak upacara-upacara yang lainnya.

Karena para pegawai pemerintahan gajinya kurang, maka ada banyak kreatifitas yang dilakukan oleh para biirokrat pegawai itu, dan yang semula tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan pokoknya seperti untuk kebutuhan sandang, pangan, papan, dan kebutuhan untuk biaya sekolah anak-anaknya. Setelah pintar mengakali sistem yang berazaskan formalitas itu, maka kebutuhan berubah menjadi keinginan, ..... pada titik ini kendali mulai lepas karena nafsu yang tanpa batas menjadi panglima.... dan keinginan demi keinginan perlu pemenuhan... perlu dipuaskan.....

Apa yang terjadi?, yang terjadi adalah KKN merajalela secara jamaah, dan seluruh sistem dari pusat maupun daerah, baik pada Eksekutif, Legeslatif maupun Yudikatif bak kanker ganas tertular dengan wabah ini..... sisa-sisa sistem ini masih ada sampai sekarang.

Akibat adanya suasana teror yang diciptakan itu ada beberapa, yang paling menonjol adalah terbelenggunya dan terkurungnya kreatifitas dari para birokrat, karena mereka harus taat pada aturan yang berlaku tanpa memperdulikan pada hasil, yang penting adlah azas formalitas, dan selain itu mereka berkerjasama dan berlomba-lomba dlam berbuat keburukan, dan korupsi dilakukan secara sistematis dan dilakukan secara bersama-sama........., yang jebol adalah pertahanan moral..... sehingga tidak bisa membedakan penghasilan halal atau haram ...... dan kalau kebetulan rezeki haram yang dibawa kerumah dan dimakan oleh anaka dan istri, maka berpengaruh pula pada perilaku pada anak-anak dan istri-istri mereka.

Dengan sistem yang seperti itu , maka biaya birokrasi kita sangat mahal, dan statistik menunjukkan mereka menyerap dana sekitar 70 % dari Anggaran negara, hal ini berarti hanya sekitar 30 % yang diinvestaksikan dalam wujud infrastruktur dan pelayanan masyarakat..... itupun lebih dari 30% kembali lagi keasku pejabat, sehingga yang diterima masyarakat hanya 20 %..... kalau manajemen semacam ini bergerak dibidang swasta maka sudah bangkrut sejak dulu.

Manajemen teror yang diterapkan sekarang adalah diciptakannya lembaga ad hoc yang mengalahkan lembaga yang resmi , dan yang fenomenal adalah KPK, saya tidak terlalu yakin Eksistensi KPK akan berjalan lama karena badan ini diduga untuk memuluskan agenda besar , utuk tetap menguasai negara ini, dengan cara menebarkan teror, dan membungkam lawan politik sang penguasa, lihatlah para koruptor dan pelanggar aturan yang seharusnya ditangkap dan diproses malahan tidak sempat diurus , dengan alasan klasik mereka kebanyakan kerjaan. Hanya waktu yang akan membuktikan tesis ini.

Manajemen teror lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya, .... dunia sudah berubah, jaman sudah berubah, anak-anak muda sudah mulai bangkit menginginkan perubahan,..... sebagian besar penduduk negeri menginginkan perubahan ...... perubahan kearah yang lebih baik..............
Asalkan kita mau maka pasti bisa karena banyak negara yang sukses untuk dijadikan benchmark, banyak sistem bagus yang bisa dicontoh asalkan kita mau. Perubahan sedang terjadi dan pasti akan terjadi.....

Marilah seluruh energy bangsa ini diarahkan pada perubahan dan mengganti sistem yang menciptakan teror itu, dengan sistem yang penuh kasih sayang, adil, transparan, dan bertanggung jawab..., dan sistem itu sudah ada dan bisa kita ciptakan untuk menjadi pilihan,..... referensi sudah sangat banyak, bukti-bukti gampang dicari.........., wahai anak negeri jangan terkungkung dan terpasung dengan sistem yang membelenggu kalian bangkitlah bangsaku, bangkitlah negeriku, putuskan belenggu teror yang selalu menghantui dan mencemaskan hidup kalian............., jadilah mahluk bebas merdeka untuk menapak masa depan yang lebih baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar