Jumat, Januari 23, 2009

KIBLAT

Proses pemindahan arah Kiblat adalah salah satu peristiwa besar karena menyangkut masalah prinsip pada agama-agama besar yang hidup pada waktu , pemindahan kiblat menimbulkan reaksi keras pada jamannya, dari Kaum yang ingkar di Mekah, orang-orang Yahudi serta kaum Nasrani.

Pemindahan Kiblat ini membawa komplikasi dan implikasi yang cukup rumit bagi keyakinan kaum Yahudi yang suka berkiblat kearah barat, dan Nasrani yang suka berkiblat kearah timur , dan menyangkut pula nasib para pengikut Muhammad yang telah meninggal sebelum Hijrah, yang ketika masih hidup mereka sholat dengan menghadap kearah timur yaitu berkiblat ke Baitul Maqdis.

Ketika Rasulullah masih tinggal di Mekah sebelum Hijrah persoalan arah kiblat tidak menjadi persoalan serius, karena dengan cerdasnya beliau bisa Sholat satu arah dengan menghadap dua Kiblat yaitu kearah Ka’bah yang ada di Masjidil Haram sekaligus ke Baitul Maqdis, dan cara ini dimungkinkan karena ketika menghadap Ka'bah bisa sekaligus menghadap ke Baitu Maqdis...... Namun setelah Rasulullah Saw. hijrah ke Medinah, mulailah timbul persoalan, karena Baitul Maqdis terletak disebelah tenggara Kota Madinah, sedangkan Ka’bah terletak disebelah selatan, sehingga arah kiblat arah dipilih salah satu...... berkiblat ke Ka'bah yang di Mekah atau berkiblat ke Baitul Maqdis di Yerusalem Palestina.

Dalam kegelisahan tentang arah Kiblat mana yang harus dipilih itu,........ lebih dari setahun Rasulullah Saw selalu berdo'a t untuk mohon petunjuk kepada Allah Swt, arah kiblat mana yang harus dipilih,...... meskipun dalam hati Rasulullah lebih mantap bila berkiblat kearah Ka’bah yang berada di Masjidil Haram itu, ...... setelah lebih dari setahun jawaban Allah sesuai dengan kemantapan hati Rasulullah seperti yang ditunjukkan dalam Qur'an: 2-144. dengan penjelasan pada ayat2 berikutnya.

Peristiwa pemindahan ka’bah ini oleh kaum ingkar yang ada di Mekah disambut dengan sinis ....... dan mereka menduga dan meramalkan bahwa Muhammad akan kembali mengikuti agama mereka dan berkiblat ke ka’bah, ...... seperti diketahui ka'bah pada waktu itu penuh dengan berhala-hala yang merupakan Tuhan-Tuhan orang2 kafir Mekah.......... sedangkan Kaum Yahudi dan Nasrani mengkritik dengan tajam ........ agama macam apa yang dibawa Muhammad yang suka berpindah-pindah arah kiblatnya itu dengan seenak perutnya sendiri?. Komplikasi juga muncul bagi umat pengikut Muhammad yang telah meninggal sebelum Hijrah, bagaimana nasib mereka?,....... namun jawaban Allah sangat mantap dan jelas melalui ayat-ayatNya.

Qs:2-142. Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus"

2-143. Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan, agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.

2-144. Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.

2-145. Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim.

2-146. Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.

2-149. Dan dari mana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.

2-150. Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.

2-177. Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Peristiwa pemindahan Kiblat ini menggoyang dasar-dasar keyakinan mendasar kiblat orang2 yang ingkar atau kafir, kaum Yahudi maupun kaum Nasrani. Karena pada waktu itu kiblat adalah masalah prinsip.

Lebih lanjut bisa dijelaskan bahwa biasanya penjelasan dalam Qur'an bersifat elementer dan kasat mata, namun lebih lanjut Allah selalu mejelaskan yang bersifat substansi atau hakekat dari suatu persoalan dan merupakan inti dari persoalan yang sedang diurai dan dibahas.

Pemindahan Kiblat secara substansi pada Qs:2-177, bisa ditakwilkan sebgai berikut :

Yang dimaksud dengan kebenaran adalah, atau yang dimaksud dengan Visi adalah, bukannya kamu secara fisik menganut faham atau cara tertentu, tapi secara substansi kamu beriman pada Allah dan hari akhir, karena kalau kamu beriman kepada Allah dan hari akhir maka kamu lulus ujian maha berat, yaitu digoda oleh setan yang sangat canggih karena penciptanya adalah Allah sendiri, dan kamu akan mengendalikan hidupmu, karena hidup yang kamu jalani didunia ini akan kamu pertanggungjawabkan di kehidupan akhirat nanti, pertanggungan jawab itu akan kamu pikul sendiri dan memory yang terekam oleh seluruh anggota tubuh secara obyektif akan bercerita tentang seluruh perbuatanmu, sehingga kamu akan menjalani hidup dengan sangat hati2.

Keimananmu itu tidak hanya bersifat fisik saja namun juga harus bersifat spiritual karena mempercayai adanya malaikat, mahluk ciptaan Allah , dan keimananmu juga harus bersifat universal karena percaya pada kitab-kitab yang tidak tunggal dan penyampai kabar gembira dan peringatan , yaitu tugas yang dipikulkan kepada para nabi-nabi, nabiyang plural atau jamak, bukan hanya nabi yang tunggal dan eksklusif, sehingga wawasanmu dalam hidup tidak sempit dan ekslusif, namun bersifat inklusif dan universal, keimanan semacam ini akan memancarkan cahaya kelembutan, dan menimbulkan kesejukan bagi yang mengenal kamu akibat keimananmu yang benar itu.

Dengan modal keimanan yang benar itu, kamu harus realisasikan kedalam hidup, dengan meninggalkan dan mengesampingkan sifat dan sikap egois yang mementingkan diri sendiri , dengan cara rela membagi harta yang paling kamu cintai itu, harta yang kamu cintai itu tidak hanya yang berupa harta materi, namun bisa berupa ilmu, waktu maupun harta perhatian dan kasih sayang.

Cara membagi harta harus dengan urutan prioritas yang benar yaitu kepada para kaum kerabatmu orang yang paling dekat yang selama ini mendukungmu dan menyayangimu dan selalu mengharapkanmu berhasil, kemudian bantulah dan peliharalah anak yatim, tolonglah orang miskin, dan berilah bantuan pemikiran , nasehat, modal usaha bagi para musafir, atau orang yang mau berusaha yang perlu tambahan modal atau tambahan ide untuk membangun usaha dan orang yang dalam perjalanan menuju karir sesuai cita-cita mereka.

Setelah itu bantulah secara langsung para peminta-minta, mereka sebenarnya tidak ingin melakukan pekerjaan sehina ini namun karena ketidak adilan mendera mereka maka mereka tidak punya pilihan lain , dengan membunuh malu dan menghempaskan harga diri dengan meminta. Setelah itu secara sitematis merdekakan hamba sahaya yang telah menjadi korban sistem yang zhalim dan bengis, dengan cara perangilah sistem yang tidak berperikemanusiaan dan tidak berkeadilan itu dengan sistem yang penuh dengan kasih sayang, dan merupakan wujud sistem yang dihendaki oleh Allah ketika mencipta manusia sebagai wakil atau penggatinya di bumi.

Agar kamu tidak lengah dalam menjalankan visi dan misi hidup selalu berkonsultasilah, dan selalu berkomunikasilah dengan Allah, dan adukanlah semua keluhanmu dengan menjalankan Sholat, agar kamu selalu berjalan dalam rel yang telah digariskan oleh Allah, dan kamu terhindar dari godaan setan yang terkutuk itu.

Dalam hartamu ada hak orang miskin, dan zakat adalah sarana untuk mensucikan harta, perintah ini bermakna adanya kasih sayang antara si kaya dan si miskin , bila perintah ini dilaksanakan dengan tertib, seharusnya tidak ada kemiskinan di muka bumi ini karena mereka rela berbagi dan rela membagi kasih sayang dan padahal si miskin tidak meminta banyak , namun sebagian besar manusia melanggar perintah ini baik sengaja ataupun tidak.

Yang tidak kalah penting adalah tepati janji bila kamu berjanji, karena janji bagi orang mukmin adalah hutang yang harus dibayar, dan akan ditanyakan di akhirat nanti, berusahalah selalu menepati janji , meskipun yang kamu janjikan itu hal-hal sepele, bercerminlah kepada Rasulullah Muhammad yang sebelum diangkat menjadi utusan Allah terkenal dengan sebutan Al Amin, yaitu orang yang terpercaya, kamu harus menjadi orang terpercaya karena Allah mengangkatmu pada derajat yang sangat tinggi yaitu sebagai Khalifah fil ardhi, atau sebagai wakil atau pengganti langsung Allah di bumi yang sekarang sebagai tempat kamu hidup saat ini, berusahalah untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan kecil ini sehingga ibarat cermin kamu tampil dengan cemerlang dan bersinar kemilau tanpa cacat.

Kalau musibah menimpamu, itu adalah ujian dari Allah , dan Allah dengan Rahman Rahimya yang tanpa batas kepada mahluknya akan selalu meningkatkan derajat mahluk yang sangat disayangi itu dengan ujian-ujian , agar menjadi manusia paripurna, dan mengadulah langsung ke Allah bukan ke berhala yang lain, atau mencari jalan keluar yang lain , yang berakibat makin jauhnya kamu dengan Allah, Innalilahi wa inna ilaihi rojiun, ucapan inilah yang paling tepat bila kamu kena musibah, karena hanya Allahlah yang bisa menjawab persoalan yang tidak kamu mengerti mengapa musibah itu menimpamu, dan sikap ini adalah sikap muslim sejati yang telah menyerahkan dirinya secara kaffah, hanya kepada Allah aku menyembah dan hanya kepada Allahlah akau mohon pertolongan.

Bersabarlah selalu dalam menjalani hidup yang penuh onak dan duri ini, dan penuh dengan persoalan-persoalan yang menghimpit , kadang-kadang dihadapkan pula kepada keputusan2 sulit dan membuat sesak napas, percayalah dengan penuh bahwa kesabaran adalah derajat yang tinggi dalam pandangan Allah, dan sabarlah menjalani proses, karena segala sesuatu saling tergantung dan saling terkait sehingga peristiwa-2 yang terjadi tidak selalu dan tidak harus sesuai keinginanmu,

Bila kamu telah menjalani kehidupan dengan sikap semacam ini maka kamu adalah tergolong orang yang sangat sedikit seperti do’a Nabi Ibrahim, untuk dijadikan golongan yang sedikit, dan memang sesuai catatan sejarah orang yang bisa melakoni hidup penuh bimbingan , dan secara sadar mengikuti langkah2 yang digariskan ini memang sangat sedikit.

Puncak dari perjalanan hidupmu adalah menjadi manusia yang Taqwa, bergetar hati bila disebut nama Allah, karena Allah selalu dalam diri dan diri ini selalu dalam naungan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar