Pemikiran tentang terciptanya poros kekuatan Jakarta-Peking-Moscow, hancur berantakan karena penggagas utamanya yaitu Bung Karno telah di jatuhkan dan disingkirkan dari panggung politik.
Para pihak yang berjasa , dan merupakan para tokoh pendiri Orde baru mendapatkan porsi masing-masing.
Keputusan-keputusan penting dalam Ipoleksosbud Hankamnas, demikan singkatan ketika itu, ...pernah pada masa itu akronim menjadi mode, sehingga Group musik Trio Bimbo dari Bandung perlu membuat lagu tentang singkatan-singkatan, dan sempat populer pula.
Ipoleksosbud Hankamnas adalah akronim dari Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya , dan Pertahanan Keamanan Nasional...... komplit.
Dalam bidang Ideologi, Pancasila merupakan azas tunggal, sesiapapun yang menolak atau mengkritisi ideologi ini harus berhadapan dengan "yang berwajib", dan akan mendapatkan cap dan stempel merah,..... tidak Pancasilais dan merupakan antek-antek sisa-sisa orde lama yang harus dibersihkan sampai akar-akarnya, orang Indonesia yang mendapatkan stempel merah ini akan mendapatkan kesulitan dalam hidup karena akses pada keekonomian tertutup atau ditutup, dan yang pasti tidak bisa masuk pegawai negeri.
Pancasila memang dijunjung sangat tinggi, bahkan para pakar bergelar Professor ditugasi untuk membagun Laboratorium Pancasila, Setiap Sila dalam Pancasila diuraikan menjadi butir-butir yang sakti, dan anak-anak sekolah, mulai sekolah dasar harus hafal di luar kepala butir-butir yang sering membingungkan itu.
Spanduk-spanduk yang dibawa rombongan karnafal 17 Agustusan bertuliskan "Kembali ke nilai-nilai Pancasila yang murni dan konsekuen", atau tulisan yang lainnya adalah "Pancasilais Sejati". Walaupun kebanyakan si penulis atau si pembawa program itu belum menghayatinya dalam hati.
Pancasila pernah menjadi komoditi yang laris dan memang sangat sakti pada waktu itu, bahkan ada hari kesaktian Pancasila segala. Agar pegawai negeri dan calon pegawai negeri lebih paham dan lebih patuh maka diadakanlah kursus Pe Empat, artinya Pnya empat, yaitu akronim dari Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, jenis kursus ini bermacam-macam yang populer adalah kursus PPPP, atau P-empat 40 jam, kalau sudah mengantongi sertipikat ini sudah terbebaslah dari kewajiban asasi.............Kalau Presiden berpidato banyak kosa kata yang memuat kata seperti ini yaitu.... berdasarken Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45, tentunya selama 32 tahun beliau menjabat telah banyak sekali kata-kata ini ditulis dan diucapkan secara lisan............, intinya Pancasila menjadi ideologi yang sakti pada waktu itu.
Pembangunan selanjutnya adalah pembangunan Politik, keputusan politik yang mendasar adalah adanya fusi partai, yaitu yang semula multi partai alias partainya banyak menjadi sedikit partai saja ..... yaitu hanya 3 biji saja, partai itu adalah Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang berhaluan Nasionalis, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang mewadahi kelompok Islam, dan Golkar yang dipakai sebagai kendaraan utama kekuatan politik pemerintah. Keputusan Fusi partai ini didukung pola secara sistematis dengan pembenaran akademis, diantaranya penelitian singkat di Mojokuto oleh professor Clifford Geertz yang membagi Masyarakat Jawa pada khususnya menjadi 3 golongan yaitu golongan kaum Santri, Priyayi, dan kaum Abangan, 3 kelompok ini diartikulasikan dalam 3 golongan partai tadi yaitu Santri diwakili oleh PPP, Priyayi diwakili oleh Golkar, dan kaum Abangan diwakili oleh PDI.
Penyederhanaan partai politik ini, dengan Golkar sebagai penopang kekuatan utama Pemerintah memang sangat efektif, sehingga kondisi poltik Indonesia Stabil hingga 30 tahun lebih.
Setelah pembangunan Ideologi pancasila yang dilakukan secara sistematis, kemudian Pembangunan Politik dengan Golkar sebagai Mayoritas kekuatan, maka langkah selanjutnya adalah pembangunan Ekonomi. Tidak bisa dipungkiiri selama lebih tiga puluh tahun dengan Leverage dari Hutang luar negeri, Indonesia mengalami pembangunan yang sangat pesat dengan konsep Trilogi Pembangunan dengan program 8 Jalur pemerataan, namun sayangnya Pembangunan itu hanya terkonsentrasi di Jakarta saja sebagai pusat pembuatan keputusan. Bahkan distribusi uang yang beredar pada waktu itu lebih dari 90% ada di Jakarta, apa yang terjadi kemudian?, bisa ditebak bahwa perkembangan Jakarta begitu cepat, sehingga perencanaan tata ruang , maupun infrastrukturnya kalah cepat dengan pertumbuhan penduduk karena pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat itu.
Dampak lainnya adalah terjadinya kesenjangan ekonomi yang tajam, dan hal ini juga menimbulkan kesenjangan sosial. Kesenjangan itu terjadi antara Jawa dan Luar Jawa, antara Indonesia bagian barat dan bagian timur, dan antara Indonesia bagian utara dan bagian selatan.
Akibat kejenjangan itu terjadilah ketidak puasan dari daerah-daerah yang diperlakuakan kurang adil, seperti daerah-daerah yang kaya sumberdaya alam namun porsi Anggaran pembangunan yang mengucur kedaerah tersebut sangat sedikit, sehingga tidak cukup untuk membangun infrastruktur dasar , seperti Jalan, Air bersih, sekolah, sarana dan prasarana kesehatan dst... dst.
Model Pembangunan yang dipilih itu menimbulkan terjadinya pemusatan kekuatan ekonomi dilingkaran dalam yang dekat kekuasaan, dan muncullah istilah Kroni, dan melalui Kroni-kroni itulah dibangun Konglomerasi, yang seperti kita ketahui konglomerasi yang terbangun itu sangat rapuh, karena tidak dibangun diatas pondasi profesionalisme yang kuat, tetapi semua nerdasarkan fasilitas negara.
Karena kekuatan militer terutama angkatan darat menjadi pilar penyangga utama kekuasaan yang sangat efektif, maka imbal baliknya adalah mereka mempunyai akses langsung pada kue ekonomi, sehingga banyak sekalai fasiltas negara yang dipakai pula menjadi basis ekonomi kekuatan ini, dan seperti kita ketahui bersama kekuatan ini berkolaborasi dengan pedagang keturunan yang mempunyai jiwa petualang dan jiwa bisnis yang kental, maka menjadi kloplah gabungan kepiawaian ini, yaitu yang satu punya Power, dan yang lain punya lecerdikan untuk menghasilkan uang.
Perguruan Tinggi tertentu yang dekat dengan kekuasaan juga mendapatkan porsi kue pembangunan, dan mereka menjadi orang2 penting pada lembaga2 strategis, sehingga kekritisan mereka menjadi teredam, dan bahkan senior2 yang sukses pada lembaga atau dperatemen tertentu menjadi Role Model bagi yunior2nya.
Didalam sistem yang didesain untuk menjadi salah, maka orang yang idealis hanya mempunyai tiga pilihan yaitu ikut didalam sistem dan hanyut sekaligus ikut menikmati dan mengembangkan sistem yang salah itu, atau tetap didalam sistem dengan idealisme yang dipegang tapi menjadi orang yang aneh dan tidak memegang jabatan startegis dan penting, atau keluar dari sistem itu, itulah yang terjadi, karena untuk mengadakan perlawanan pada sistem yang didesain salah itu boleh dikatakan tidak mungkin karena dibangun dengan begitu kuatnya.....dilanjutkan di by design tahap keempat.
Para pihak yang berjasa , dan merupakan para tokoh pendiri Orde baru mendapatkan porsi masing-masing.
Keputusan-keputusan penting dalam Ipoleksosbud Hankamnas, demikan singkatan ketika itu, ...pernah pada masa itu akronim menjadi mode, sehingga Group musik Trio Bimbo dari Bandung perlu membuat lagu tentang singkatan-singkatan, dan sempat populer pula.
Ipoleksosbud Hankamnas adalah akronim dari Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya , dan Pertahanan Keamanan Nasional...... komplit.
Dalam bidang Ideologi, Pancasila merupakan azas tunggal, sesiapapun yang menolak atau mengkritisi ideologi ini harus berhadapan dengan "yang berwajib", dan akan mendapatkan cap dan stempel merah,..... tidak Pancasilais dan merupakan antek-antek sisa-sisa orde lama yang harus dibersihkan sampai akar-akarnya, orang Indonesia yang mendapatkan stempel merah ini akan mendapatkan kesulitan dalam hidup karena akses pada keekonomian tertutup atau ditutup, dan yang pasti tidak bisa masuk pegawai negeri.
Pancasila memang dijunjung sangat tinggi, bahkan para pakar bergelar Professor ditugasi untuk membagun Laboratorium Pancasila, Setiap Sila dalam Pancasila diuraikan menjadi butir-butir yang sakti, dan anak-anak sekolah, mulai sekolah dasar harus hafal di luar kepala butir-butir yang sering membingungkan itu.
Spanduk-spanduk yang dibawa rombongan karnafal 17 Agustusan bertuliskan "Kembali ke nilai-nilai Pancasila yang murni dan konsekuen", atau tulisan yang lainnya adalah "Pancasilais Sejati". Walaupun kebanyakan si penulis atau si pembawa program itu belum menghayatinya dalam hati.
Pancasila pernah menjadi komoditi yang laris dan memang sangat sakti pada waktu itu, bahkan ada hari kesaktian Pancasila segala. Agar pegawai negeri dan calon pegawai negeri lebih paham dan lebih patuh maka diadakanlah kursus Pe Empat, artinya Pnya empat, yaitu akronim dari Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, jenis kursus ini bermacam-macam yang populer adalah kursus PPPP, atau P-empat 40 jam, kalau sudah mengantongi sertipikat ini sudah terbebaslah dari kewajiban asasi.............Kalau Presiden berpidato banyak kosa kata yang memuat kata seperti ini yaitu.... berdasarken Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45, tentunya selama 32 tahun beliau menjabat telah banyak sekali kata-kata ini ditulis dan diucapkan secara lisan............, intinya Pancasila menjadi ideologi yang sakti pada waktu itu.
Pembangunan selanjutnya adalah pembangunan Politik, keputusan politik yang mendasar adalah adanya fusi partai, yaitu yang semula multi partai alias partainya banyak menjadi sedikit partai saja ..... yaitu hanya 3 biji saja, partai itu adalah Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang berhaluan Nasionalis, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang mewadahi kelompok Islam, dan Golkar yang dipakai sebagai kendaraan utama kekuatan politik pemerintah. Keputusan Fusi partai ini didukung pola secara sistematis dengan pembenaran akademis, diantaranya penelitian singkat di Mojokuto oleh professor Clifford Geertz yang membagi Masyarakat Jawa pada khususnya menjadi 3 golongan yaitu golongan kaum Santri, Priyayi, dan kaum Abangan, 3 kelompok ini diartikulasikan dalam 3 golongan partai tadi yaitu Santri diwakili oleh PPP, Priyayi diwakili oleh Golkar, dan kaum Abangan diwakili oleh PDI.
Penyederhanaan partai politik ini, dengan Golkar sebagai penopang kekuatan utama Pemerintah memang sangat efektif, sehingga kondisi poltik Indonesia Stabil hingga 30 tahun lebih.
Setelah pembangunan Ideologi pancasila yang dilakukan secara sistematis, kemudian Pembangunan Politik dengan Golkar sebagai Mayoritas kekuatan, maka langkah selanjutnya adalah pembangunan Ekonomi. Tidak bisa dipungkiiri selama lebih tiga puluh tahun dengan Leverage dari Hutang luar negeri, Indonesia mengalami pembangunan yang sangat pesat dengan konsep Trilogi Pembangunan dengan program 8 Jalur pemerataan, namun sayangnya Pembangunan itu hanya terkonsentrasi di Jakarta saja sebagai pusat pembuatan keputusan. Bahkan distribusi uang yang beredar pada waktu itu lebih dari 90% ada di Jakarta, apa yang terjadi kemudian?, bisa ditebak bahwa perkembangan Jakarta begitu cepat, sehingga perencanaan tata ruang , maupun infrastrukturnya kalah cepat dengan pertumbuhan penduduk karena pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat itu.
Dampak lainnya adalah terjadinya kesenjangan ekonomi yang tajam, dan hal ini juga menimbulkan kesenjangan sosial. Kesenjangan itu terjadi antara Jawa dan Luar Jawa, antara Indonesia bagian barat dan bagian timur, dan antara Indonesia bagian utara dan bagian selatan.
Akibat kejenjangan itu terjadilah ketidak puasan dari daerah-daerah yang diperlakuakan kurang adil, seperti daerah-daerah yang kaya sumberdaya alam namun porsi Anggaran pembangunan yang mengucur kedaerah tersebut sangat sedikit, sehingga tidak cukup untuk membangun infrastruktur dasar , seperti Jalan, Air bersih, sekolah, sarana dan prasarana kesehatan dst... dst.
Model Pembangunan yang dipilih itu menimbulkan terjadinya pemusatan kekuatan ekonomi dilingkaran dalam yang dekat kekuasaan, dan muncullah istilah Kroni, dan melalui Kroni-kroni itulah dibangun Konglomerasi, yang seperti kita ketahui konglomerasi yang terbangun itu sangat rapuh, karena tidak dibangun diatas pondasi profesionalisme yang kuat, tetapi semua nerdasarkan fasilitas negara.
Karena kekuatan militer terutama angkatan darat menjadi pilar penyangga utama kekuasaan yang sangat efektif, maka imbal baliknya adalah mereka mempunyai akses langsung pada kue ekonomi, sehingga banyak sekalai fasiltas negara yang dipakai pula menjadi basis ekonomi kekuatan ini, dan seperti kita ketahui bersama kekuatan ini berkolaborasi dengan pedagang keturunan yang mempunyai jiwa petualang dan jiwa bisnis yang kental, maka menjadi kloplah gabungan kepiawaian ini, yaitu yang satu punya Power, dan yang lain punya lecerdikan untuk menghasilkan uang.
Perguruan Tinggi tertentu yang dekat dengan kekuasaan juga mendapatkan porsi kue pembangunan, dan mereka menjadi orang2 penting pada lembaga2 strategis, sehingga kekritisan mereka menjadi teredam, dan bahkan senior2 yang sukses pada lembaga atau dperatemen tertentu menjadi Role Model bagi yunior2nya.
Didalam sistem yang didesain untuk menjadi salah, maka orang yang idealis hanya mempunyai tiga pilihan yaitu ikut didalam sistem dan hanyut sekaligus ikut menikmati dan mengembangkan sistem yang salah itu, atau tetap didalam sistem dengan idealisme yang dipegang tapi menjadi orang yang aneh dan tidak memegang jabatan startegis dan penting, atau keluar dari sistem itu, itulah yang terjadi, karena untuk mengadakan perlawanan pada sistem yang didesain salah itu boleh dikatakan tidak mungkin karena dibangun dengan begitu kuatnya.....dilanjutkan di by design tahap keempat.